Kamis, 04 Oktober 2012

Stroke



a.       Definisi:
Stroke adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia (Lopez, et al .,2006). Menurut data WHO tahun 2010, stroke adalah penyebab kematian kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik. Dari seluruh kejadian kematian akibat stroke, 87% kematian terjadi di negara berkembang. Angka disabilitas di negara berkembang juga hampir tujuh kali lebih tinggi dibandingkan negara maju. Di Indonesia, Yayasan Stroke Indonesia memperkirakan insidensi kejadian stroke sebesar 500.000 per tahunnya. Dari jumlah tersebut, 125.000 orang mengalami kematian dan sisanya menderita disabilitas fisik ringan dan berat. Stroke termasuk salah satu penyakit kegawatan neurologi karena dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat sehingga diperlukan penanganan yang cepat, tepat, dan akurat (Lamsudin, 1998).
b.      Prognosis
Prognosis pada penderita stroke antara lain dapat pulih komplit, menimbulkan cacat motorik, sensorik maupun fungsi luhur, antara lain gangguan kognitif yang dapat berlanjut menjadi demensia. Bahkan stroke dapat menimbulkan kematian terutama pada minggu pertama serangan (Fullerton, 1997).
c.       Gejala sisa
Stroke dapat mempengaruhi seluruh fungsi tubuh penderita dan gejala-gejala yang ditimbulkan  penyakit stroke akan meninggalkan gejala sisa saat stroke sudah mulai sembuh. Gejala sisa yang sering dijumpai pada penderita pasca stroke adalah defisit motorik, defisit sensorik, gangguan keseimbangan, afasia, depresi, nyeri, serta gangguan kognitif. Berdasarkan penelitian, kematian pasca stroke terjadi sebesar 76%, impairment 76%, disabilitas 42% dan kecacatan hanya 2% (Duncan, 1994;Patel et al.,2006).
Gejala sisa pasca stroke ini akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari penderita. Menurut sebuah penelitian, penderita stroke memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan activity daily living/ADL-nya saat kejadian sebesar75%, dan pada saat sudah keluar rumah sakit penderita masih memerlukan bantuan untuk ADL-nya sebesar 57% (Duncan, 1994).
Salah satu gejala sisa yang sering dijumpai pada penderita pasca stroke adalah gangguan kognitif. Adanya gangguan kognitif pasca stroke akan mempengaruhi kelangsungan hidup jangka panjang yang berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita, yaitu akibat yang ditimbulkan bila telah terjadi gangguan kognitif dan fungsi-fungsi luhur lainnya yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari dan seringkali mengakibatkan ketergantungan penderita kepada orang lain, serta menurunkan produktivitas kerja. Dampak gangguan kognitif pada seorang penderita stroke tidak saja memberikan beban pada individu yang bersangkutan tetapi juga pada keluarga, masyarakat maupun pelayaan kesehatan (Martini, 2002; Haring, 2002; Rasquin et al., 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Martini (2002) di RSUD Dr. Sutomo Surabaya memperlihatkan bahwa insidensi kejadian ganguan kognitif pada penderita stroke dalah 57,1%.
Daftar Pustaka:
Duncan, P.W. (1994). Stroke Disability. Physical Therapy. Journal of the American Physical Therapy Association; 74:399-407.
Martini, Santi. (2002). Gangguan Kognitif Pasca Stroke dan Faktor Resikonya. Berita Kedokteran Masyarakat XVIII (4).
World Health Organization (WHO).
http://www.graphicsfactory.com/login?ID=120995http://www.worldstrokecampaign.org/media/Pages/AboutWorldStrokeDay2010.aspx  diakses tanggal 16 November 2011.
http://www.zwani.com/graphics/thank_you/images/thanks4io1.gif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar