Kamis, 04 Oktober 2012

Kesegaran Jasmani Lansia



1.     Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas (UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia)
Batasan usia menurut WHO:
ü  Usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun
ü  Lanjut usia (elderly): antara 60–74 tahun
ü  Lanjut usia tua (old): antara 75-90 tahun
ü  Usia sangat tua (very old): diatas 90 tahun
Sementara menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas dikategorikan sebagai lanjut usia.
2.     Kesegaran Jasmani Lansia
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dengan baik. (Pudjiastuti dan Utomo, 2003)
Kesegaran / kebugaran jasmani pada lansia adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan, yaitu  kebugaran jantung-paru, peredaran darah, kekuatan otot, dan kelenturan sendi. Untuk memperoleh kesegaran jasmani maka harus melatih semua komponen dasar kesegaran jasmani yang terdiri atas:
         Ketahanan jantung, pembuluh darah, dan pernapasan
         Ketahanan otot
         Kekuatan otot serta kelenturan otot
Prinsip Program Latihan Fisik
Ø  Membantu tubuh agar tetap bergerak/berfungsi
Ø  Menaikkan kemampuan daya tahan tubuh
Ø  Memberi kontak psikologis dengan sesama sehingga tidak merasa terasing
Ø  Mencegah terjadinya cedera
Ø  Mengurangi/menghambat proses penuaan
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan Latihan Fisik
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan latihan fisik:
  1. Komponen-komponen kesegaran jasmani yang dilatih meliputi ketahanan kardiopulmonal, kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh, keseimbangan dan kelincahan gerak.
  2. Selalu memerhatikan keselamatan/menghindari cedera.
  3. Latihan dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat sesuai dengan kemampuan.
  4. Latihan dalam bentuk permainan ringan sangat dianjurkan.
  5. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit demi sedikit.
  6. Hindari kompetisi dalam bentuk apapun.
Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan olahraga secara  rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani yang dapat dilatih adalah kelenturan (flexibility) yang merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah pergerakannya. Kurang gerak dapat menimbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas fisik yang berdampak seseorang akan lebih sering/mudah terserang penyakit. Untuk itu latihan fisik secara teratur perlu dilaksanakan.
Teknik dan Cara berlatih
Teknik dan cara berlatih yang dilakukan terbagi dalam tiga segmen seperti yang dijelaskan di bawah ini:
  1. Pemanasan (warming up)
     Gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi)    dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan bersama      dengan peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit.
     Pada 5 menit terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan       dimaksud untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel   tubuh           agar dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.
  1. Latihan inti
     Latihan inti bergantung pada komponen/faktor yang dilatih. Gerakan    senam dilakukan berurutan dan dapat diiringi oleh musik yang      disesuaikan dengan gerakannya. Untuk lansia biasanya dilatih:
  Daya tahan (endurance);
  Kardiopulmonal dengan latihan-latihan yang bersifat aerobik;
  Fleksibilitas dengan peregangan;
  Kekuatan otot dengan latihan beban;
  Komposisi tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan latihan aerobik kombinasi dengan latihan beban kekuatan.
  1. Pendinginan (cooling down)
     Dilakukan secara aktif. Artinya, sehabis latihan inti perlu dilakukan     gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang    ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan,yaitu selama 8-10 menit.
Macam-macam Olahraga/Latihan Fisik yang Baik bagi Lansia
Beberapa contoh olahraga/latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran, kesegaran dan kelenturan fisiknya adalah sebagai berikut.
1.     Pekerjaan rumah dan berkebun
     Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani. Akan tetapi harus dikerjakan secara tepat agar nafas sedikit lebih cepat, denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi lelah. Dengan demikian, tubuh kita akan mengeluarkan keringat. Jika rumah/kebun tidak terlalu luas untuk melaksanakan kegiatan ini atai sudah ada yang mengerjakan hal ini, maka harus dicari kegiatan olahraga lain atau kegemaran.
2.    Berjalan-jalan
     Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan bila jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan tubuh. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali, maka dapat melenturkan tubuh. Hal ini bergantung pada kebiasaan. Jika berjalan merupakan bentuk latihan yang diinginkan, maka cobalah untuk dikombinasikan dengan bentuk olahraga lain. Joging atau berlari-lari bagi lansia juga sering dilakukan walaupun sebenarnya lebih baik berjalan cepat.
3.    Jalan cepat
     Jalan cepat adalah olahraga lari yang bukan untuk perlombaan dan dilakukan dengan kecepatan di bawah 11 km/jam atau di bawah 5,5 menit/km.
     Jalan cepat berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani, latihan ini termasuk cara yang aman bagi lansia. Selain itu, biayanya murah dan menyenangkan, mudah, serta berguna apabila dilakukan dengan benar.
     Jalan cepat berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan zat asam (O2), berarti memperbaiki fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah dan lain-lain. Akan lebih baik jika dikombinasi dengan bentuk dan latihan yang lain seperti senam, renang, serta latihan kekuatan otot agar otot tubuh bagian atas dan bawah seimbang. Bagi lansia yang mengidap penyakit sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.
     Jalan dapat dilakukan di mana saja terutama di luar rumah. Akan lebih baik bila dilakukan di lapangan rumput dan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas yang tebal dan lunak, menggunakan kaos kaki, pakaian yang ringan dan tidak ketat. Hindari jalan di tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya berlebihan.
     Jalan cepat dapat dilakukan sendiri atau bersama-sama. Posisi yang dianjurkan adalah pandangan lurus ke depan, bernafas normal melalui hidung atau mulut, kepala dan badan lemas serta tegak, tangan digenggam ringan, kaki mendapat di tumit atau pertengahan telapak kaki, langkah tidak terlalu besar, serta ujung kaki mengarah ke depan.
     Jalan cepat dilakukan dengan frekuesi 3-5 kali seminggu, lama latihan 15-30 menit dan dilakukan tidak kurang dari 2 jam setelah makan. Apabila nafas mulai susah atau dada terasa sakit maka latihan harus dihentikan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan secara medis.
  Latihan dimulai dengan dosis berjenjang (naik perlahan-lahan).
  Lakukan secara teratur dan tidak terlalu berat.
  Didahului dengan senam ringan dan jalan ringan serta regangan otot.
  Tidak boleh berhenti mendadak tetapi harus perlahan-lahan.
  Bila merasa tak enak badan, jangan jogging, demikian juga kalau sakit atau tidur kurang dari 4 jam.
  Minum air putih yang banyak.
  Perhatikan kontraindikasi latihan seperti:
•        Adanya penyakit infeksi;
•        Hipertensi ebih dari 18 mmHg sistolik dan 120 mmHg diastolik;
•        Berpenyakit berat dan dilarang oleh dokter.
  Sakit-sakit pada otot dapat dihindari dengan latihan yang takarannya sesuai.
4.    Renang
     Renang adalaholahraga yang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan. Dikatakan demikian karena pada saat berenang hampir semua otot tubuh bergerak, sehingga kekuatan otot semakin meningkat. Namun olahraga renang kurang diminati dan segan melakukannya, mengingat keadaan sulit lansia atau pakaian yang harus digunakan.
     Olaharga renang biasanya baik untuk orang-orang yang menderita penyakit lemah otot atau kaku sendi juga dapat melancarkan peredaran darah asalkan dilakukan secara teratur.
5.    Bersepeda
     Seperti renang, bersepeda baik bagi penderita artritis, karena tidak menyentuh lantai yang akan menyebabkan sakit pada sendi-sendinya seperti jenis latihan jalan cepat.
     Bersepeda baik untuk meningkatkan peregangan dan daya tahan, tetapi tidak menambah kelenturan pada derajat yang lebih tinggi. Bentuk-bentuk lain yang dapat dilakukan adalah tenis meja dan tenis. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan sesuai kemampuan dan harus disertai latihan aerobik.
6.    Senam
     Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup adalah sebagai berikut.
  Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik.
  Mengadakan koreksi terhadap kesalahan sikap dan gerak
  Membentuk sikap dan gerak
  Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
  Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan, keluwesan dan kecepatan)
  Membentuk berbagai sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri, kesiapan diri dan kesanggupan bekerja sama)
  Memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah, khususnya bagi lansia
  Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat.
Olahraga/Latihan Fisik yang Membahayakan bagi Lansia
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, namun tidak semua olahraga baik dilakukan oleh lansia. Ada beberapa macam gerakan yang dianggap membahayakan saat berolahraga.
Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Sit-up dengan kaki lurus
     Cara-cara sit-up yang dilakukan dengan kaki lurus dan lutut dipegang dapat menyebabkan masalah padapunggung. Oleh karena sit-up  cara klasik ini menyebabkan otot liopsoas/fleksor pada punggung (otot yang melekat pada kolumna vertebralis dan femur) menanggung semua beban. Otot ini merupakan otot terkuat di daerah perut. Jika fleksor punggung ini digunakan, maka pinggul terangkat ke depan dan otot-otot kecil pada punggung akan berkontraksi, sehingga punggung kita akan melengkung. Jadi, latihan seperti ini akan menyebabkan pemendekan otot punggung bagian bawah dan paha. Akhirnya menyebabkan pinggul terangkat ke atas secara permanen dan lengkung lordosis menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada pinggang.
     Tetapi bila kita membengkokkan lutut pada waktu latihan sit-up, otot-otot fleksor panggul tidak bergerak. Dengan cara demikian, semua badan bertumpu pada otot perut dan kecil kemungkinan terjadinya trauma pada pinggang bagian bawah. 
2.    Meraih ibu jari kaki
     Kadang-kadang untuk mengecilkan atau menguatkan perut diadakan latihan meraih ibu jari kaki. Latihan-latihan ini selain tidak dapat mencaai ujuan, yaitu mengecilkan perut, juga kurang baik karena dapat menyebabkan cedera. Sebetulnya latihan-latihan meraih ibu jari kaki adalah latihan untuk menguatkan otot-otot punggung bagian bawah.
     Gerakan ini akan menyebabkan lutut menjadi hiperekstensi. Sebagai konsekuensinya, tekanan yang cukup berat akan menimpa vertebra lumbalis yang akhirnya menyebabkan keluhan-keluhan pada punggung bagian bawah. Kadang-kadang hal ini dapat menyebabkan gangguan pada diskus invertebralis.
3.    Mengangkat kaki
     Mengangkat kaki pada posisi tidur terlentang sampai kaki terangkat ± 15 cm dari lantai, kemudian ditahan beberapa saat selama mungkin. Latihan ini tidak baik, karena dapat menyebabkan rasa sakit pada punggung bagian bawah (low back pain) dan menyebabkan terjadinya lordosis yang dapat menyebabkan gangguan pada punggung.
     Bahaya yang ditimbulkan ialah otot-otot perut tidak cukup kuat untuk menahan kaki setinggi 15 cm dari lantai dalam waktu yang cukup lama dan kaki tidak dapat menahan punggung bagian bawah. Akibatnya terjadi rotasi pelvis ke depan. Rotasi ini menyebabkan gangguan dari punggung bagian bawah.
4.    Melengkungkan punggung
     Gerakan hiperekstensi ini banyak dilakukan dengan tujuan meregangkan otot perut agar otot perut menjadi lebih kuat. Hal ini kurang benar, karena dengan melengkungkan punggung tidak akan menguatkan otot perut, melainkan melemahkan persendian tulang punggung.
Daftar Pustaka:
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika
http://www.zwani.com/graphics/thank_you/images/thanksfortheadd77.gif
Maryam, R. Siti dkk.2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC
Pamungkasiwi, Endang dkk. 2006. Pengaruh Suplementasi Fe dan Zn terhadap Kadar Hemoglobin dan Kesegaran Jasmani pada Lansia Aneia di Kabupaten Bantul. Volume 2, No.3, Maret 2006:123-129. Jurnal Gizi Klinik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar