Kamis, 04 Oktober 2012

Perawatan Tali Pusat

 



a.       Pengertian
Tali pusat atau funikulus umbilicalis adalah bagian dari plasenta yang menghubungkan umbilicus janin dengan permukaaan fetal plasenta. Melalui tali pusat ini darah kotor dari janin dialirkan ke plasenta dari janin dan darah yang kaya oksigen dialirkan dari ibu ke janin (Depkes RI, 2007).
b.      Perawatan tali pusat dengan kasa steril
Perawatan tali pusat dengan kasa steril adalah perawatan tali pusat tanpa mengoleskan salep apapun atau zat lain pada tali pusat dan mempertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara serta ditutupi dengan kassa steril secara longgar.
Perawatan tali pusat pada bayi baru dimulai dari pemotongan, yaitu :
1)   Pasang klem pada tali pusat dengan dua buah klem pada titik kira-kira 2 klem pertama dapat langsung menggunakan navel band  kemudian  potong tali pusat diantara klem dan navel band.
2)   Jika tidak menggunakan navel band, potong tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting. Celup sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% dan selanjutnya ke larutan DTT atau ganti sarung tangan  bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusat dengan gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT). Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi pendarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat. Tali pusat yang tidak tertutup akan mengering dan lepas lebih cepat dengan komplikasi yang lebih sedikit. Sehingga kita perlu menghindari pembungkusan tali pusat dan tidak mengoleskan salep apapun atau zat lain ke tali pusat.
Selain perawatan tersebut, perawatan lain antara lain :
1)   Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara, dan tutupi dengan kain bersih secara longgar.
2)   Lipatkan popok di bawah tali pusat.
3)   Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih dan keringkan secara benar (Saifuddin, 2002).
c.       Perawatan tali pusat dengan alkohol 70%
Menurut Depkes RI 2007 dijelaskan bahwa tali pusat hendaknya dibersihkan setiap hari dengan alkohol 70%, kemudian tali pusat ditutup dengan  kain kasa yang bersih dan telah dibasahi alkohol 70%. Kain kasa yang dibasahi alkohol 70% tersebut hendaknya diganti paling sedikit dua kali sehari sampai tali pusat lepas. Dan juga dijelaskan bahwa perawatan tali pusat bayi dapat dilakukan dengan menggosok tali pusat dengan sabun lalu mengeringkan dan membersihkan dengan alkohol 70% serta membiarkannya dalam keadaan terbuka tidak perlu dibungkus kecuali infeksi.
Menurut Jumiarni (2005) disebutkan bahwa perawatan tali pusat pada bayi adalah sebagai berikut :
1)     Persiapan alat : alkohol 70 % dan betadin dalam tempatnya dan kasa steril.
2)     Pelaksanaan
a)      Kasa pembungkus tali pusat dibuka.
b)      Bersihkan tali pusat dengan alkohol 70%, mulai dari ujung sampai pangkal tali pusat  dan daerah sekitarnya.
c)      Olesi tali pusat dengan betadin.
d)     Tali pusat dibungkus dengan kasa steril dan difiksasi dengan menggunakan gurita.
e)      Pakaian bayi dikenakan kembali, alat-alat dirapikan dan bayi ditidurkan kembali dengan posisi sesuai kebutuhan.
Di samping  itu  masih banyak pendapat lain tentang perawatan tali pusat antara lain, Menurut Depkes RI (2007) perawatan tali pusat dengan menggunakan  usapan  alkohol  dan antiseptik sebenarnya dapat mempercepat waktu pelepasan tali pusat. Tali pusat harus selalu dilihat pada waktu mengganti popok sampai tali pusat tersebut lepas dan luka pada umbilikusnya sembuh. Tali pusat dirawat dan dijaga kebersihannya dengan menggunakan larutan alkohol 70% paling tidak dua kali sehari dan lebih sering  lagi jika tampak basah  atau  lengket. Untuk membersihkan  tali pusat, ujungnya harus dijauhkan dari kulit dengan cara memegangnya memakai sarung tangan yang satu sementara bagian pangkalnya dibersihkan memakai tangan lain dengan lidi kapas yang sudah dicelup kedalam larutan alcohol 70% (Farrer, 2002).
d.      Proses pelepasan tali pusat
Setelah dilakukan pemotongan tali pusat, denyutan (pulsasi) akan berhenti karena suhu luar menyebabkan kontraksi dan pembuluh darah kehilangan air, sehingga menyebabkan layunya tali pusat beberapa waktu setelah lahir. Dalam 24 jam jaringan ini kehilangan warna putih kebiruannya yang khas. Penampilan yang basah akan segera menjadi kering dan hitam (Cunningham, 2005).
Dalam beberapa hari puntung tali pusat akan terlepas sendiri setelah mengalami proses nekrosis menjadi kering pada hari ke-6  hingga ke-8 dengan meningkatkatn luka granulasi kecil yang setelah sembuh akan membentuk umbilikus atau pusar (Farrer, 2008).
2.     Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya pelepasan tali pusat menurut Utami cit Wawan, 2010 :
a.    Cara perawatan tali pusat, penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air, sabun dan di tutup dengan kasa steril cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.
b.    Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
c.    Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, spora C. tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan.
d.   Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya.
e.    Pengetahuan, karena pengetahuan berhubungan dengan tingkat pengenalan informasi tentang perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
Daftar Pustaka:
Cunningham., 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC.
Depkes RI., 2007. Farmakope Indonesia. Jakarta : EGC.
Farrer., 2002. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Jumiarni., 2005. Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC.
Saifudin., 2002. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Utami., 2010. Perbedaan lama lepas tali pusat perawatan dengan menggunakan kasa steril dibandingkan dengan menggunakan kasa alkohol. Skripsi. Surakarta.
http://www.zwani.com/graphics/thank_you/images/thanksfortheadd58.gif
http://www.picturesanimations.com/n/nursing/1.gif
http://cdn.graphicsfactory.com/clip-art/image_files/image/9/543969-nurses006.gif 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar